Tampilkan postingan dengan label Solusiukm. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Solusiukm. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Februari 2020

Unik, Botol Bekas Dilukis Jadi Penghasil Cuan

DongadinongaFoto: Dok. Dongadinonga

Jakarta -

Keluar dari zona nyaman memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, alasannya tahap selanjutnya harus bertarung dengan aktivitas yang belum tentu menunjukkan hasil.

Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Saryono yang sukses menyulap hobinya menjadi pundi-pundi penghasilan setiap bulannya.

Pria 38 tahun ini awalnya bekerja sebagai pemandu wisata atau tour guide salah satu travel biro di Yogyakarta. Selama bekerja, Saryono bisa menangkap peluang perjuangan yang bisa menambah penghasilan.

Dia menyalurkan hobi melukis untuk mengisi kekosongan waktu di kala bekerja.

"Berawal dari botol bekas yang saya dapatkan dari kantor daerah saya bekerja, saya mencoba mengkombinasikan dengan talenta saya maka dapatlah lukisan di atas media botol bekas," kata Saryono kepada detikcom menyerupai ditulis, Sabtu (1/2/2020).

Hasil lukisan tersebut dijualnya pun kepada para turis yang kebetulan dipandu oleh dirinya. Produknya ini diberi nama Dongadinonga.

"Pertama kali menjual secara offline dari sahabat ke teman, ke tamu-tamu saya dari kantor saya sebelumnya, berlanjut dari verbal ke mulut," ujar dia.

Saryono mengaku, modal perjuangan yang dijalaninya ini menghabiskan Rp 3-Rp 4 juta. Modal itu dipakai untuk membeli perlengkapan produksi.

Seiring berjalan hasil karyanya pun banyak digemari oleh para turis atau tamu yang sedang dipandunya, Saryono pun berbagi lukisannya pada aneka macam media.

Produk Dongadinonga ketika ini berupa lukisan botol, hiasan dinding dari limbah kayu kombinasi tutup bejana cat, jam dinding dari tutup bejana cat kombinasi tutup botol plastik kemasan mineral, typography diatas media limbah kayu. Seluruh produk ini mulai dipasarkan pada 2015.

Penjualan produknya pun ketika ini sudah menunjukkan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

"Rata-rata penghasilan sebulan sebesar Rp 2-Rp 3 juta," ujarnya.

Saryono mengungkapkan, bagi masyarakat yang ingin membeli prosuk Dongadinonga cukup mampir ke akun Instagram @dongadinonga, ke market place menyerupai blibli.com, tokopedia.com, atau bosa pribadi Whatssapp di 082134904739, serta email di dongadinongaartcraft@gmail.com.

Waktu pemesanan pun sekitar tiga hari atau lebih dengan menyesuaikan pada lokasi pembeli. Untuk duduk masalah produksi, Saryono dalam satu hari bisa menciptakan empat produk.



Simak Video "Masih Pandemi, Ayu Ting Ting Tunda Buka Kafe di Pondok Gede"
[Gambas:Video 20detik]
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Dapat Cuan Sulap Ampas Kopi Jadi Lulur Sampai Sabun, Ini Caranya

Lulusan Sekolah Menengan Atas Ini Sulap Ampas Kopi Makara Lulur sampai SabunFoto: Dok. Pribadi

Jakarta -

Jika biasanya limbah atau ampas kopi dibuang, kreativitas tiba dari lulusan Sekolah Menengan Atas berjulukan Sabrina Leoktafia. Wanita asal Yogyakarta ini manfaatkan ampas kopi jadi sesuatu yang menghasilkan uang.

Ide ini muncul dari keresahannya alasannya ialah banyak limbah kopi yang berasal dari coffee shop di tempat asalnya. Dari situ ia melihat peluang untuk menyebabkan ampas kopi sebagai lulur kecantikan dan gabungan sabun mandi.

"Saya buat perjuangan ini alasannya ialah berbagai coffee shop di Yogyakarta, jadi limbah kopi banyak terbuang. Dari situ wangsit muncul untuk limbah kopi dibentuk scrub (lulur) dan gabungan sabun mandi," kata Sabrina ketika dihubungi detikcom, Jumat (31/1/2020).

Sabrina bercerita, setiap malam berkeliling ke sejumlah coffee shop yang ada di Yogyakarta untuk mengumpulkan ampas kopi. Hal itu ia lakukan setiap hari mulai jam 00.00-01.00 WIB menjelang coffee shop tutup.

"Banyak saya cari muter-muter (ampas kopi) kawasan Jakal (Jalan Kaliurang, Yogyakarta) yang banyak coffee shop. Saya minta sama barista yang jaga alasannya ialah biasanya cuma dibuang. Biasanya saya cari jam 00.00-01.00 WIB," ucapnya.

Lulusan Sekolah Menengan Atas Ini Sulap Ampas Kopi Makara Lulur sampai SabunFoto: Dok. Pribadi

Kepiawaiannya mengubah 'sampah' kopi menjadi sesuatu yang bermanfaat didapatkannya dari sejumlah referensi, mulai dari buku sampai internet.

"Belajar cari rujukan dari buku, beberapa website juga ada. (Dari) YouTube jarang malah," katanya.

Bisnis perempuan berusia 23 tahun ini sanggup dikatakan gres 'kemarin sore'. Namun siapa sangka, bisnis yang seumur jagung ini menghasilkan omzet jutaan rupiah.

"Belum banyak (penghasilan) masih kisaran Rp 3-4 juta/bulan alasannya ialah gres satu tahunan," bebernya.

Produknya dijual dengan satu harga yaitu Rp 35.000/botol dengan ukuran 200 ml, baik untuk lulur kopi maupun sabun kopi. Produk dengan materi ampas kopi itu dinilai mempunyai sejumlah manfaat untuk kecantikan dan kesehatan.

"(Manfaatnya) untuk mengangkat sel-sel kulit mati, meredakan peradangan kulit, mengurangi racun di badan alasannya ialah kaya akan antioksidan," jelasnya.

Lulusan Sekolah Menengan Atas Ini Sulap Ampas Kopi Makara Lulur sampai SabunFoto: Dok. Pribadi

Produk Sabrina sanggup dipesan melalui Instagram @coffeeforbody. Sabrina bilang, produknya dari ampas kopi itu paling jauh dipesan dari Kalimantan.

"Kebanyakan sih customer yang suka kopi (yang pesan). Paling jauh ke Kalimantan. Kebanyakan sih Jakarta," tuturnya.

Dapat Cuan 'Sulap' Ampas Kopi Makara Lulur sampai Sabun, Ini Caranya


Simak Video "Habis Ngopi? Pakai Ampasnya Buat Lukisan Aja!"
[Gambas:Video 20detik]
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Jumat, 31 Januari 2020

Modal Rp 200 Ribu, Laki-Laki Ini Cuan Puluhan Juta Jual Soes Kering

Soes Kering BreakdayFoto: Dok: Breakday

Jakarta -

Pernah gulung tikar menjalani perjuangan tak lantas menciptakan seorang Ikhtiary Gilang, warga Bekasi putus asa. Justru, dari kegagalan itu Gilang kini bisa menjalankan bisnis dengan omzet di atas Rp 20 juta sebulan dengan menjual cemilan soes kering bermerek Breakday.

Gilang bercerita, di penghujung 2014 kemudian menjalani bisnis perjuangan bakso. Kala itu, ia mempunyai lima gerobak yang dijalankan oleh pegawainya. Tak main-main, modal yang ia keluarkan untuk menjalankan ketika itu hingga Rp 60 juta yang berasal dari modal patungan rekannya. Namun, bisnis itu hanya berjalan tiga bulan.

"Saya perjuangan bakso dengan modal kurang lebih Rp 60 juta hingga Rp 70 juta, dan itu nggak hingga 3 bulan collapse semuanya," katanya kepada detikcom, Kamis kemudian (30/1/2020).

Hingga akhirnya, hanya tersisa uang Rp 100 ribu di genggaman Gilang. Tapi, Gilang memang sedari kecil ingin berdikari dan ingin hidup dari berbisnis. Ia tetap berniat bisnis walaupun sudah gagal.

Di ketika bersamaan, Gilang yang juga mempunyai rekan dalam kondisi sulit alasannya yaitu diberhentikan oleh kantornya. Teman Gilang, yang juga penyandang modal perjuangan bakso juga punya uang Rp 100 ribu.

"Akhirnya ya udah gue (saya) punya Rp 100 ribu, ia punya Rp 100 ribu, perjuangan apa ya," katanya.

Produk Soes BreakdayProduk Soes Breakday Foto: Dok: Breakday

Dari modal Rp 200 ribu itu, ia pun cari barang untuk diputar menjadi uang. Kebetulan, ketika itu jajanan soes kering booming di kantor salah seorang temannya. Ia pun mencari penjual soes kering itu dan ia jual lagi dengan merk miliknya.

"Awalnya jualan dari toples, kita beli kiloan masukin toples dijualin kantor bapak, ibu, ternyata lama-lama peminatnya banyak," terangnya.

"Sebulan usaha, aku coba cari bosnya yang punya pabrik, dan aku ajak kolaborasi dia, kebetulan ia mau ketemu sama saya, hasilnya aku dikasih jalan, ya udah kami pakai merk kami sendiri," paparnya.

Bisnis Gilang pun terus berkembang hingga sekarang. Ia kini menggandeng produsen soes kering lain untuk menjalankan Breakday.

Bisnis yang mulanya hanya bisa menjual kurang dari 100 item per bulannya, kini melesat lebih 1.000 item tiap bulan.

Pemasaran yang mulanya melalui online di Instagram @breakdaysnack, kini merambah ke offline di sentra oleh-oleh. Bahkan, ia menerima kesempatan dari pemerintah untuk study banding ke China dan mengekspor pertama kalinya di negara Tirai Bambu tersebut.

Jajanan yang dijual dengan harga Rp 17 ribu hingga Rp 24 ribu ini bisa menghasilkan omzet di atas Rp 20 juta.

"(Omzet di atas Rp 20 juta?) Insyaallah," katanya.

Gilang tak ingin sukses sendiri. Dirinya pun juga membuka kemitraan untuk menjadi reseller atau agen. Untuk bermitra dengannya, cukup menghubungi admin di Instagram Breakday.

"Nanti admin akan menjelaskan ada yang reseller, menjadi agen, biasanya gitu," ujarnya.



Simak Video "Piring Kayu Instagramable ini Keruk Ratusan Juta Perbulannya"
[Gambas:Video 20detik]
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Serunya Jualan Mainan Jadul Sanggup Mampu Cuan Jutaan Rupiah

Musisi Bali Raup Cuan dari Jual Mainan JadulFoto: Dok. Liang Game

Jakarta -

Kecintaannya terhadap musik tak menghentikan langkah Gede Bagus Perdana Putra (28) untuk terus mencari peluang bisnis. Ia yang hobi bermusik dan juga bermain board game alhasil memutuskan untuk membuka perjuangan jual produk mainan pada awal tahun 2018. Produknya ia beri nama Liang Game yang berarti permainan yang membawa kebahagiaan.

"Kebetulan saya seorang music produser. Makara saya musisi dan juga music produser. Saya bikin Liang Game itu alasannya yakni dulu saat saya tour, menunggu di backstage itu agak bosan. Makara dari situ juga idenya muncul," kata Gede kepada detikcom, Kamis (30/1/2020).

Meski dikelilingi perkembangan teknologi yang pesat, Gede menentukan menciptakan produk permainan ular tangga yang sudah populer semenjak periode 1980-an. Awalnya, ia tak yakin alasannya yakni ia harus bersaing dengan mobile game yang mudah dan menyita perhatian masyarakat, terutama anak muda.

"Saya awalnya agak ragu saat saya menciptakan sesuatu yang malah agak jauh mundur ke belakang. Apakah ada pasarnya?" tutur Gede.

Namun, maraknya kafe-kafe di Bali yang dipadati warga Bali, wisatawan asing, maupun wisatawan lokal jadi peluang untuk Gede. Ia pun memberanikan diri mengeluarkan modal Rp 20 juta untuk menciptakan Liang Game. Kemudian, produknya itu ia tawarkan ke kafe-kafe di Bali. Sehingga, tamu-tamu di bar itu tak hanya menikmati santapannya, tapi juga menghabiskan waktu dengan bermain Liang Game.

"Akhirnya saya bikin satu permainan, kayak board game. Hanya saja bila board game identik dengan permainan yang punya konsep petualangan atau teka-teki. Makara sebagian besar board game menyerupai permainan misi. Tapi saya pengin bikin permainan yang tidak terlalu memutar otak tapi sanggup dimainkan seru, tapi juga ada unsur edukatifnya. Makara ada wawasan yang sanggup didapat. Akhirnya saya modifikasi permainan ular tangga itu," terang Gede.

Musisi Bali Raup Cuan dari Jual Mainan 'Jadul'Foto: Dok. Liang Game

Tak hanya di kafe-kafe, Gede bersama 4 orang timnya juga menjual Liang Game di sunday market atau 'pasar kaget' yang biasa digelar di kawasan wisata. Gede memasarkan produknya dengan tiga edisi yang berbeda, yakni edisi Indonesia, Dunia, dan English Edition. Khusus English Edition ini laris keras sampai berkontribusi pada 65% penjualan Liang Game setiap bulannya.

Seiring berjalannya waktu, Liang Game pun populer sebagai 'oleh-oleh' dari Bali. Menurut Gede, produknya ini tak hanya dibeli warga lokal, tapi juga wisatawan lokal dari luar bali, bahkan wisatawan asing.

"Jadi turis ajaib itu banyak banget beli produk saya untuk buah tangan bawa ke negara mereka. Makara yang edisi Indonesia dan edisi dunianya malah tidak sebanyak yang English Edition. Karena kebanyakan orang ajaib itu suka main board game di sana. Dan mereka saat punya quality time itu handphone mereka diletakkan saja. Makara saya selalu sanggup testimoni bila permainan ini bikin fun banget," ungkap Gede.

Meski masih merintis, berdasarkan Gede usahanya ini sudah menguntungkan, dengan omzet sampai Rp 5-7 juta per bulan. Dengan harga pasaran Liang Game Rp 175.000 per unit, ia menjual sekitar 28-40 unit per bulan.

"Kita masih home production seluruhnya, jadi belum terlalu sanggup tekan harga. Tapi dari quality dan fungsi permainan worth it banget. Makara per bulan omzetnya kita sanggup Rp 5-7 juta. Sejauh ini sudah balik modal," terang dia.

Musisi Bali Raup Cuan dari Jual Mainan 'Jadul'Foto: Dok. Liang Game

Ke depannya, Gede bersama timnya berencana menciptakan aplikasi di ponsel untuk melengkapi komponen Liang Game, yakni kartu pertanyaan dan tantangan yang dipakai dalam permainan ini sehingga pembeli tak repot untuk membawa Liang Game ke mana pun, dan quiz serta challenge yang diberikan pun up to date.

"Jadi kombinasi, pakai handphone, tapi bukan dalam artian kita akan jadi mobile game. Tapi di handphone itu hanya sebagai kartu dan dadunya saja, tapi tetap sanggup main fisiknya," tutup Gede.

Serunya Jualan Mainan 'Jadul' Bisa Dapat Cuan Jutaan Rupiah


Simak Video "Hadiri Perayaan Cap Go Meh, Sandi: Ini Bisa Ciptakan Peluang Usaha"
[Gambas:Video 20detik]
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Meraup Puluhan Juta Dari Jualan Teh Premium

Produk Teh SILAFoto: Dok. SILA

Jakarta -

Mendapat penghasilan belasan juta dari jabatan yang tidak mengecewakan tinggi bisa jadi suatu pencapaian yang cukup bagi seorang anak muda. Namun itu tidak berlaku bagi Redha Taufik Ardias.

Pria berusia 29 tahun ini rela meninggalkan jabatannya dan honor yang mencapai belasan juta dari sebuah perusahaan produsen teh pada 2017. Dia justru menentukan untuk menjadi pengusaha minuman teh.

Alasan Redha tetapkan untuk menjadi pengusaha produk minuman teh ini sebab ingin membantu penghasilan pemetik teh yang dibayar sangat kecil. Selama menjabat sebagai Product & Brand Manager di perusahaan teh, dirinya mengetahui bahwa upah untuk pemetik teh sebesar Rp 800-1.200 per kg dengan catatan daun teh masih basah.

"Dari situlah saya mulai tergerak untuk mencari tahu lebih banyak wacana teh di Indonesia, dan berharap bisa berkontribusi terhadap kesejahteraan Ibu-Ibu pemetik teh ini, baik dengan hal kecil sekalipun," kata Redha ketika berbincang dengan detikcom, Jumat (31/1/2020).

Meraup Puluhan Juta Dari Jualan Teh PremiumFoto: Dok. SILA

Redha menilai produk minuman teh mempunyai potensi yang sama menyerupai kopi yang ketika ini tengah menjamur di tanah air. Dia pun ingin membiasakan masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi teh dengan kualitas premium.

Menurut dia, selama ini kebanyakan masyarakat di Indonesia hanya mengonsumsi teh 'sisa'. Teh 'sisa' yang dimaksud yakni sari dari teh yang seharusnya untuk satu gelas namun dicampur lagi dengan air putih dan disajikan untuk beberapa gelas.

Demi tekadnya membiasakan masyarakat meminum teh dengan kualitas premium dan menyejahterakan pemetik teh, dirinya pun membangun PT Sila Agri inovasi. Perusahaan ini fokus pada pengembangan produk teh. Nama produknya yakni SILA yang berasal dari bahasa sansekerta dengan arti prinsip moral dan nilai dasar.

Dengan produk SILA, Redha melibatkan seluruh pelaku produk teh dari hulu tukang kebun hingga konsumen melalui invasi yang telah dilakukan dalam setiap produknya.

"Kami berharap dengan aktif melaksanakan edukasi, perlahan namun niscaya masyarakat Indonesia mulai mengapresiasi teh yang berkualitas dari dalam negeri sendiri dan mengasihi produk lokal," jelasnya.

Meraup Puluhan Juta Dari Jualan Teh PremiumFoto: Dok. SILA

Pria lulusan Universitas Indonesia ini menyebut produk teh SILA ada 20 varian yang sudah dipasarkan dari 40 varian yang sudah diciptakan. Seluruh varian tersebut masuk dalam lima tipe yaitu white tea, green tea, yellow tea, red tea, dan black tea.

Yang membedakan produk SILA, dikatakan Redha yakni sebab ada adonan herbal menyerupai melati, jahe, sereh, lemon, jeruk, mint, kayu manis, dan jenis rempah lainnya. Dia meyakini bahwa minuman teh ini akan booming menyerupai kopi yang ketika ini banyak digemari masayarakat.

Untuk detil produk dari 20 varian yang ketika ini di pasaran yakni Glorious White Tea, Silver Needle, Black Booster, Srikantea, Fresh'O Green Tea, Smangat Pagi, Kasmaran, Guardian Angel, Lemongrass Green Tea, Mojang Geulis, Levare Black Tea, Asian Unitea, Lemongrass Black Tea, Fesh'O Green, White Peony, Prime Green Tea, Guardian Angel, Radiant Yellow Tea, Sinensis Red Tea, dan Blissful Morning.

Ragam varian teh ini dikemas dalam bermacam-macam kemasan, yang utamanya kemasan kaleng tabung dan zip pouch. Adapun harga produknya mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 200 ribuan per kemasan tergantung dari tipe kemasan.

Dia menceritakan tahun pertama menjalankan SILA sangat berat, mulai dari omzet yang hanya Rp 10 juta per bulan sebab hanya bisa menjual produk dari bazar ke bazar saja. Omzet yang didapat masih jauh dari biaya operasional yang dibutuhkan.

Berkat kerja kerasnya, Redha mengaku ketika ini perusahaan sudah tumbuh dan bisa membiayai operasional secara mandiri. Saat ini SILA punya puluhan partner, diantaranya belasan cafe, beberapa hotel, reseller offline dan online. SILA juga aktif di online marketplace dan instagram untuk direct sales dengan ragam variant dan kemasan yang unik.

Bahkan belakangan ini SILA banyak dijadikan souvenir, baik souvenir pribadi, institusi hingga wedding.

"Sekarang sudah bisa menutup operasional, rata-rata omzet sudah Rp 60-Rp 75 juta per bulan," tegasnya.

Dia pun mengungkapkan bagi masyarakat yang tertarik mencoba produk SILA bisa pribadi kontak akun Instagram @silateahouse atau tiba pribadi ke Sila Tea Headquarter di Bogor dan Tea Experience Room by SILA di Armor Badjoeri di Bandung. Bisa juga mengunjungi partner Sila terdekat, secara umum dikuasai di Bandung yaitu Teabumi, Loko Coffee Shop, Gajua Kopi, Dewaji, De'romee, Ubar Salatri, dan Omalia, Lalu di jakarta ada di Sarinah, Kopi Shock dan Taverne, di Sukabumi ada Kedai 35 dan Book.tea Bar, dan di Loko Coffee Shop Cirebon.

"Sebagai tips juga untuk teman-teman yang tertarik di bisnis apapun itu, awali dengan mempunyai visi dan misi yang jelas, serta pastikan usahanya mempunyai efek posistif terhadap sosial dan lingkungan. Bisnis dan Idealis harus seimbang, dan inilah yang saya percaya sebagai cikal bakal sustainability agriculture di Indonesia," ungkap dia.

​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Kamis, 30 Januari 2020

Jual Kenangan, Laki-Laki Ini Raup Cuan Dari Mainan Dan Jajajan 1990-An

Jual Kenangan, Pria Ini Bisnis Mainan dan Jajajan Anak 90-anFoto: Dok. Pribadi

Jakarta -

Jajanan dan mainan kurun 1990-an sanggup dibilang hampir punah. Tapi melalui tangan Hery Subakri, produk-produk untuk bawah umur yang tumbuh di kurun sebelum milenium kembali muncul ke publik dan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan.

Hery (28) cukup jeli memanfaatkan peluang. Generasi 90-an tentu masih mempunyai ikatan untuk barang-barang yang menemani mereka dikala kecil. Terlebih lagi, generasi tersebut kini masuk ke usia produktif dan mempunyai penghasilan.

Demi mengingat kembali masa kecil, mereka tentu rela membeli barang-barang 90-an. Apalagi bawah umur kecil di kurun 90-an mempunyai banyak jenis permainan dan jajanan. Masa itu, belum ada sentuhan teknologi secanggih kini yang menciptakan bawah umur sibuk sendiri di rumah. Hery mengaku awalnya sangat gemar berburu jajanan jadul. Dia juga gemar mengoleksi barang-barang jadul.

"Terus saya melihat ada potensi, kalau jualan jajanan ikonik 90-an ini menjanjikan. Dan pada tanggal 16 Mei 2016 mulai lah saya menjajakan jajanan jadul ke temen saya," ungkapnya kepada detikcom, Jakarta, Rabu (29/1/2019).

Hery yang tinggal di Yogyakarta rela keluar masuk pasar dan toko-toko demi mencari barang-barang kurun 90-an. Modal awal yang beliau habiskan untuk belanja sekitar Rp 100-300 ribu.

"Saya berburu. Benar-benar mencari. Bertanya dari satu toko ke toko lain dari satu pasar ke pasar lainnya. Dari yang benar-benar minim info, nggak tau yang jual dimana, hingga mendapat orang yang sanggup jadi supplier," tambahnya.

Tak hanya berburu di Yogyakarta, Hery juga mencari hingga luar kota. Semua barang 90-an yang didapat awalnya beliau tawarkan ke teman-teman kantornya.

Merasa yakin, alhasil beliau mencoba memperlihatkan melalui media umum eksklusif menyerupai Facebook dan Instagram. Setelah peminatnya cukup banyak, Hery kemudian menciptakan akun bisnis yang beliau beri nama Cah 90an YK. Dia juga menjual melalui marketplace menyerupai Shopee, Tokopedia, Bukalapal dan OLX.

Jual Kenangan, Pria Ini Bisnis Mainan dan Jajajan Era 1990-anFoto: Dok. Pribadi

Hery kini menjual begitu banyak jenis mainan dan jajan 90-an, contohnya pistol-pistolan, mainan terjun payung plastik, kapal othok-othok, balon tiup, barbie kertas, bola bekel, yoyo kayu, dan masih banyak lagi.

Untuk jajanan tak kalah lengkapnya, mulai dari coklat ayam jago, permen karet, ciki, permen susu, coklat payung, dan masih banyak lagi. Produknya itu dijual dikisaran Rp 1.000-35.000 untuk jajanan dan Rp 500-25.000 untuk mainan. Deretan mainan dan jajanan ini tentu mengingatkan kembali ke kurun 90-an.

Meski mengasyikkan, namun Hery mengaku bisnisnya mempunyai tantangan tersendiri. Dari segi bisnis, ketersediaan barang menjadi halangan. Sebab produksi dari barang-barang tak menentu.

"Jadi saya harus perkirakan akan menyetok seberapa banyak dan harus mencari ke beberapa lokasi untuk mencari suatu item. Tantangan lain yaitu soal orangtua, orangtua masih meremehkan dan tidak percaya bahwa yang saya lakukan ini yaitu sebuah bisnis," tambahnya.

Untungnya kompetitor dalam ranah perjuangan ini terbilang masih sedikit. Jika dicari di internet mungkin yang berjualan barang-barang 90-an sanggup dihitung jari.

Hery juga yakin, meski barang jualannya sangat segmentasi, yakni hanya mereka yang kecilnya di kurun 90an, tapi beliau yakin pembelinya rela membeli baranya tanpa pikir panjang. Sebab yang beliau jual bukan hanya produk tapi kenangan.

"Dan barangnya terbatas serta agak susah dicari. Makara orang yang ingin beli, berapa pun harganya niscaya beliau berani beli seandainya saya pasang harga mahal. Selain itu barang jadul itu sangat khas, tak akan lekang oleh jaman. Walau sudah bertahun-tahun masih banyak yang minat," tambahhya.

Hery mengaku tak tahu niscaya berapa omzet yang beliau kantongi. Namun sebulan beliau sanggup mendapat sekitar 100 orderan dengan margin 30-50%.

Bisa ditaksir sendiri berapa kira-kira laba yang diperoleh Hery. Dia hanya menyampaikan bahwa dari bisnisnya itu beliau sanggup mengantongi profit higienis melebihi gajinya dikala beliau bekerja dan juga di atas UMR Yogyakarta.



Simak Video "Akting Depresi, Ari Irham Mengurung Diri di Kamar"
[Gambas:Video 20detik]
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com