Minggu, 08 Desember 2019

Telkomsel Beri Pengalaman Serba Digital Di Festival Oh My Gig

Jаkаrtа - Di kurun serba digital saat ini, Telkomsel turut berupaya memanjakan para pelanggan dengan mengakomodasi berbagai kebutuhan gaya hidup. Salah satunya lewat gelaran Festival Oh My Gig yang sanggup menawarkan pengalaman serba digital bagi pengunjung.

Direktur Marketing Tеlkоmѕеl Rachel Goh memberikan Festival Oh My Gig menjadi salah satu bentuk nilai tambah yang dihadirkan bagi para pengguna dengan menggabungkan pengalaman menikmati musik, film, sampai mobile games menjadi satu kesatuan yang unik. Menurutnya, ketika ini terdapat kebutuhan yang tinggi dari pelanggan terhadap banyak sekali layanan gaya hidup digital Telkomsel.

"Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, Telkomsel mencatatkan adanya penetrasi trafik video secara streaming sekitar 60%, trafik streaming musik sekitar 62%, serta terdapat penikmat game di jaringan Telkomsel sekitar 60 juta pelanggan yang diidentifikasi mengakses games setiap bulannya," ujar Rachel dalam konferensi pers di The Sultan Hotel Jakarta, baru-gres ini.


"Cukup besarnya penetrasi trafik dan pelanggan yang aktif mengakses dari ketiga acara tersebut dari total trafik di jaringan kami, membuat Telkomsel berupaya untuk terus mendorong penerapan gaya hidup digital bagi para pelanggan Telkomsel dengan menghadirkan Oh My Gig yang mengedepankan pengalaman dalam menikmati belahan-bagian dari gaya hidup digital yang paling digemari oleh pelanggan," tambahnya.

Menariknya, fеѕtіvаl muѕіk Oh My Gig yang digelar di Plaza Parkir Timur Gelora Bung Karno, Jakarta pada 7-8 Desember 2019 ini juga dimeriahkan oleh grup K-Pop GFriend. Selain itu juga dilengkapi sejumlah artis terkemuka di industri musik Tanah Air, para penggiat perfilman Indonesia, hingga para atlet e-sports profesional.

"Kaprikornus ini sebagai bukti bahwa Telkomsel memahami dan akan terus memenuhi semua yang menjadi minat ataupun keseruan anak muda yang kita harapkan. Salah satu yang kita tahu ketika ini orang lagi suka K-Pop, kita bawa juga GFriend dan juga artis nasional ternama lainnya," terang Vice President of Branding and Marketing Communications Telkomsel, Nirwan Lesmana.

Selain artis K-Pop, ekspo ini menyajikan beragam musik melalui penampilan dari sejumlah artis mirip Padi Reborn, Jamrud, RAN, Mocca, Via Vallen, NTRL, Pusakata, The Overtunes, sampai Siti Badriah. Selain musik, lanjut Nirwan, ekspo ini juga diramaikan oleh 1.600 atlet e-Sport yang bertanding.

"Ini tentu merupakan kegembiraan tersendiri buat kami. Karena ini betul-betul event yang kami laksanakan khusus untuk belum cukup umur muda, khususnya di Jakarta. Tapi bukan hanya di Jakarta, yang tidak di Jakarta pun bekerjsama mereka bisa menyaksikan melalui streaming baik lewat MAXstream maupun Youtube," tambah Nirwan.


Lebih lanjut Nirwan menjelaskan, perhelatan ini juga sebagai ajang epilog tahun agar disambut dengan gembira. Ia pun memastikan akan ada kejutan selanjutnya pada tahun 2020 mendatang dengan bermacam-macam event-event seru untuk mendukung gaya hidup serba digital, terutama bagi para pelanggan.

"Setelah kita meluncurkan produk OMG awal Oktober dan kita lihat sambutan yang cukup elok, tapi ini juga menjadi awal ke depannya pada 2020, belum akil balig cukup akal muda mampu berharap lebih banyak akan ada kegembiraan yang akan kita bagikan. Tentunya tidak mampu kami bocorkan dari sekarang, tapi tahun depan dijamin akan jauh lebih seru," tutupnya.

Simak Video "Dіrut Tеlkоmѕеl: 2 Kаrуаwаn Mеnіnggаl, 8 Lаіnnуа Pоѕіtіf COVID-19"
[Gаmbаѕ:Vіdео 20dеtіk]

Jumat, 06 Desember 2019

Kisah Perusahaan Penyedia Solusi Untuk Digitalisasi Perusahaan

Jаkаrtа - Banyaknya perusahaan yang mau go digital, atau digitalisasi layanannya, membuat Sagara Technology melihatnya sebagai sebuah peluang.

Sagara yaitu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pengembangan software, dengan layanan website development, e-commerce, pengembangan aplikasi Android dan iOS, big data, sampai pelatihan tenaga kerja IT.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2014 oleh Adi Arriansyah, lulusan dari Telkom University, Bandung, atas hobinya di bidang komputer dan programming.

Selama kuliah, Adi sudah mulai mengerjakan proyek-proyek pembuatan produk digital dari dosennya. Ia pun sempat mengambil kesempatan untuk mengerjakan proyek startup di Singapura, hingga mengambil cuti kuliah. Sekembalinya ke Indonesia, Adi mempunyai segudang ilmu, proyek-proyek, dan pengalaman yang ingin didedikasikan untuk pertumbuhan teknologi di Tanah Air lewat Sagara Technology.

Menurut Adi, Sagara mempunyai beberapa nilai plus yang sulit didapatkan dari software house lain di Indonesia. Yang pertama, Sagara menonjolkan pendekatan relationship-based dan fokus pada penyelesaian masalah.

Ketika klien meminta solusi tertentu, tim IT profesional dari Sagara akan melakukan analisis terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa solusi tersebut relevan dengan duduk kasus yang ingin diselesaikan. Bahkan, CEO Sagara selalu turun tangan untuk menangani klien dan memastikan sanksi tim berjalan baik dari awal hingga produknya tuntas.

Sagara sendiri diperkaya oleh talenta lokal dengan segudang prestasi. Adi sendiri merupakan jebolan dari Founder Institute, sebuah aktivitas pembinaan entrepreneur asal Silicon Valley. Baru-gres ini, Sagara juga berhasil menggaet Angga Fauzan, pria asal Boyolali lulusan S2 dari Edinburgh University sebagai Chief Marketing Officer di Sagara.

"Sebagai perusahaan konsultan teknologi, kami bangga bisa mengatakan kualitas pekerjaan internasional. Kami selalu memberikan produk yang dinamis, memakai instrumen tech stack paling modern, mirip Node.js dan Express. Sementara, untuk pengembangan aplikasi, kami memfokuskan diri ke Native Apps, mirip Kotlin untuk Android, ataupun Swift untuk iOS," ungkap Adi dalam keterangan yang diterima detikINET.

Karena layanan berkualitas tinggi tersebut, Sagara mempunyai portfolio klien yang amat bermacam-macam, mulai dari kementrian RI, startup, hingga korporat ternama. Beberapa diantaranya yakni: Ruangguru, Blue Bird, Qlue, Kementerian Pendidikan, Cartenz Group, Qatar National Bank, Telkomsel, hingga Boston Consulting Group.

Iman Usman, founder dari Ruangguru, salah satu platform pendidikan online terbesar di Indonesia, menyatakan apresiasi atas kolaborasinya dengan Sagara. "Kami bekerja bersama Sagara untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan menambah fitur-fitur gres dalam website Ruangguru.com. Mereka sangat responsif dan profesional, sehingga bisa mengeksekusi semua rencana kami dengan baik," kata Iman.

Misi Sagara adalah membantu akselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, dengan mendukung korporat, pemerintah, dan forum lain, untuk sanggup menjangkau pelanggan dengan lebih baik dan meningkatkan efisiensi biaya.

Sejak tahun 2014, Sagara telah membuatkan dan meluncurkan lebih dari 100 aplikasi website dan lebih dari 20 aplikasi mobile.

"Kami ingin berkontribusi untuk mengakibatkan Indonesia sebagai smart nation dan membantu para pelaku bisnis di Indonesia biar bisa berkembang secara optimal di masa digital ini," tutup Adi.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi paling tinggi dalam hal pengembangan transformasi digital. Laporan Google dan Temasek memperkirakan bahwa ekonomi digital di Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, yakni mencapai Rp 1.400 triliun (USD 100 miliar) di tahun 2025 - meningkat tiga kali lipat dari valuasi Rp 378,5 triliun (USD 27 miliar) pada tahun 2018.

Simak Video "Angkаt Dеrаjаt Pеdаgаng, Sаndі Lunсurkаn KJT OK OCE Lаku Pаndаі"
[Gаmbаѕ:Vіdео 20dеtіk]

Minggu, 01 Desember 2019

Tak Hanya Sukses Usaha Kuliner, Kawan Ini Juga Jadi Pendekar Gojek

Jаkаrtа - Pada usianya yang ke-9, Gojek mengapresiasi 9 satria ekosistem yang mewakili jutaan mitranya. Salah satu dari kesembilan orang itu ialah Leo Candra Kumara, pemilik grup Baso Aci Juara.

Pria yang dekat disapa Leo ini berhasil menginspirasi banyak orang dengan membuka peluang kerja bagi siapa pun yang dahulunya tidak bisa menyelesaikan pendidikan di kursi sekolah untuk bekerja di aneka macam gerainya.

Sebelum bermitra dengan GoFood, Leo sempat menjalankan usaha Baso Aci Juara dengan hanya mendapatkan pesanan melalui WhatsApp dan mengantar dengan tiga unit motor selama 8 bulan di tempat Jakarta Pusat. Ditambah lagi dia mulai kelabakan dikala memenuhi pesanan. Leo sempat mendapatkan keluhan dari tetangga alasannya ialah memakai lahan mereka untuk dijadikan parkiran bagi motor-motor milik kawan Gojek yang datang untuk memesan.

"Pelan-pelan saya belajar cara untuk handle order, hal-hal operasional, sampai menemukan titik tengah untuk melayani pesanan GoFood dan konsumen yang memesan di tempat," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Senin (2/12/2019).


Adanya GoFood juga membantu peningkatan penjualan usaha kulinernya. "Karena sudah mulai melek digital, saya coba dulu aja pakai GoFood. Setelah bekerja sama dengan GoFood, alhamdulillah omzet pribadi naik 3 kali lipat pada satu bulan pertama. Yang tadinya cuma Rp 1,5 juta kini bisa hingga Rp 4 sampai Rp 5 juta," ungkapnya.

Leo merasa sangat terbantu dengan kehadiran GoFood. Selain pendapatannya yang melonjak tinggi, dia juga menceritakan bahwa GoFood membantu menaikkan brand awareness, membuatkan banner, serta membantu rekap transaksi usaha alasannya ialah hasil transaksi pribadi masuk sesuai dengan jumlahnya ke rekening pemilik usaha.

Selain dari segi bisnis, Leo juga terbantu dengan kehadiran GoFood alasannya ialah sering kali menerima ilmu-ilmu pembekalan mengenai manajemen dan operasional. Kini, Leo mampu memperluas bisnisnya hingga 115 cabang dari 3 merek usaha masakan berbeda yang ia miliki sehingga menjual franchise dari usaha-usaha yang dimilikinya.

Tak hanya ingin menikmati hasil jerih payahnya untuk seorang diri, Leo juga dikenal sebagai eksklusif yang suka menolong orang lain. Selain menjadikan orang-orang yang tak berkesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya sebagai pegawai, Leo pun juga membantu mereka di bidang kewirausahaan.

"Kita punya visi-misi bukan hanya untuk membuka lowongan, tapi juga entrepreneur. Kenapa di-franchise? Karena untuk menambah kenalan atau korelasi semoga mereka bisa jadi pengusaha. Makanya, saya buatkan model-model kemitraan, saya ajarkan strateginya, resep berdagang, manajemen, dan saya pun mendukung bagi siapa pun karyawan yang ingin membuka (usaha) sendiri," dongeng Leo.

Leo pertanda keyakinan baiknya dengan membantu dua orang temannya yang dulu bekerja sebagai pegawainya untuk membuka brand sendiri.

"Saya bantuin daftar Gojek juga, ngadain training ke tim-tim mereka, ke karyawan-karyawan mereka. Saya ajarin juga operasional itu gimana, marketing, branding, dan lain-lain. Manajer-manajernya saya promosiin untuk mengikuti workshop bisnis hingga dimasukkin ke sekolah-sekolah bisnis. Sekali lagi, visi-misi saya bukan hanya mencetak peluang kerja, tapi gimana caranya temen-temen juga mampu menjadi pengusaha," lanjutnya.


Leo juga membantu pengusaha-pengusaha lokal dalam menjalankan bisnisnya dengan cara membeli materi-materi baku dari pengusaha-pengusaha lokal. "Semua (bahan-materi baku) dari pengusaha lokal. Buka (lapangan pekerjaan) untuk ibu-ibu PKK untuk produksi topping, dan lain-lain juga," ungkapnya.

Berkat keyakinan baiknya ini, Leo terpilih menjadi salah satu dari sembilan satria ekosistem Gojek.

"Kemarin waktu dipilih jadi satria ekosistem, saya seneng banget. Saya bisa naik panggung bersama Co-CEO. Hal itu tidak pernah terbayangkan dari dulu. Dari tahun 2016, saya sering ngikutin Gojek Award, Mitra Gojek Juara, dan acara-program lainnya. Melihat 'Pisang Goreng Bu Nanik', 'Ayam Pak Gembus', saya berpikir kapan saya mampu juara dan menjadi seperti mereka. Akhirnya pas kemarin terpilih (menjadi salah satu satria ekosistem Gojek), saya betul-betul terharu jadinya bisa juga naik (panggung bersama dengan orang-orang jago lainnya)," tutupnya.

Simak Video "Pеrmudаh Kulіnеr Pеlаnggаn, GоFооd Lunсurkаn 4 Inоvаѕі Bаru"
[Gаmbаѕ:Vіdео 20dеtіk]